
Minggu, 02 Maret 2014
Apa arti semua ini?
Apa arti semua ini?

Bangun dari peluhku
Mata pun mulai terbuka
Nafas pun mulai
kuhembuskan
Dan
pertanyaan-pertanyaan pun mulai mengisi kekosongan hatiku
Adakah seorang insan
yang mengerti
Apakah arti kehidupan
ini
Pernah kucari arti cinta
sejati
Namun yang kutemui
hanyalah mimpi
Suatu mimpi kosong yang
ta bertepi
Apakah salah hati ini
Ingin memiliki sebuah
cinta sejati
Apakah arti sebuah
persahabatan sejati
Apakah itu juga sebuah
mimpi
Jka benar,
Apakah arti semua ni
Sudah banyak hari kujalani
Tanpa satu tujuan pasti
Semua seakan hanyalah
ilusi
Ilusi yang tiada
memiliki arti
Namun akhirnya satu hal
kusadari
Hanya
Tuhan yang sungguh
mengerti
Tentang semua arti
kehidupan ini
Kekosongan hati ini
Tidak lagi diisi dengan
benci
Tak ada yang lebih murni
Dari kesucian cinta
ilahi
Mendung Kan Berganti
͒ᴖᴗᴖ͒ Ӎĕᾖḑủἤḡ
Ǩăņ Ḇĕṙḡắňẗḭ ͒ᴖᴗᴖ͒
Berawal dari sebuah kilauan cahaya
Memulai kisah baru dengan harapan
Melalui senyuman yang
indah
Canda tawa yang riang
Raut
muka yang cerah
Terhias
di wajah mereka
Hari
demi hari telah beralu
Tahun demi tahun pun berlalu. . . . .
Sebuah suara guntur
Memecah
suasana
Tangis jerit memulai cerita
Mata demi mata pun mulai
terpejam
Hembusan
nafas tlah terhenti
Sudah
sudah sudah
Kini
berakhir sudah
Semua
tlah pudar
Smua
tlah padam
Smua
tlah tiada
Apa
daya . . .?
Apa
guna kau sesali
Dengan semua yang telah terjadi
Tapi
semua ini telah membuka
Membuka
mata dan jiwa
Dari sebuah rintangan belokan, dan
cobaan
Pasti
ada titik terang menuju jalan kebenaran
Dan
selamanya tak kan gelap
Mendung
kan berganti
Sabtu, 01 Maret 2014
Cerpen
Halo
guys, kali ini aku mau ngepost cerpenku. Don’t copas lho. Enjoy it wae
Permintaan Terakhirku
“Kring...kring...”
Suara bel sepeda united pink yang sudah
berusia lanjut itu kukendarai menuju rumah.
“Assalamu’alaikum...”
“Wa’alaikumsallam..”
jawab mama lembut. “Kok pulang gasik?” seraya menyindir
“Hehehe,
kan emang jadwalnya pulang jam segini ma..” jawabku
“Owh
ya udah cepet masuk..” perintah mama
“Siap”
bergegas masuk rumah
Siang
itu adalah hari yang asyik bisa berkumpul bersama keluarga. Desak senyuman dan
tawa disitulah letak kebahagiaan keluargaku. Walaupun memang bukan keluarga
yang serba kecukupan, bukan miskin dan juga kaya. Tapi itu bukan jadi
penghalang untuk tetap bersama.
“Rachel....”
teriak mama
“Iya..ma”
menghampiri “Ada apa ma?” seraya bertanya
Tolong
panggil adikmu dan papa untuk makan siang dulu”
“Owh
oke ma..” bergegas untuk memanggilkan
“Halo
ma..!” suara lembut kecil adikku yang tiba-tiba dibelakangku
“Lhoo..?!
kamu dari mana saja? tanyaku
“Habis
main... “ jawabnya
“Main
mulu dasar kecil .. “ jawabku keras
“Biarin
wekk.. “ seraya membalas
“Ehh...sudah.
Rachel cepet panggil papa, adek di sini aja tunggu papa. Kalo udah ngumpul
nanti kita makan siang bareng”
“Ya
udah ma, aku panggil papa” ..
Secangkir
teh hangat beraroma harum yang telah disuguhkan mama siang tadi mulai
menampakkan jati dirinya. Maklum mama kalo buat teh itu uhhh... gak ada
bandingannya deh. Suasana siang itu mulai menambah kerekatan dalam keluargaku.
“Ayoo
makan jangan lupa baca do’a dulu ya”.. kata mama
“Papa
aja yang pimpin do’anya” suruh adek
“Yaya,
berdo’a mulai” ..
“Selesai”
kata papa
“Yee...ayo
makan!!”
“Ehhh..rachel
pelan-pelan makannya” suruh papa
“Hehe..”
hanya bisa tersenyum
“Ehh..pa
gimana kerjanya? Lancar kan?” tanya mama
“Lancar
kok ma, hanya saja mulai minggu depan papa ditambah tugasnya ke kantor lain”
“Jadi
rangkap ya pa?” tanyaku
“Iya
betul, maaf ma kalo minggu depan papa pulangnya agak malem”
“Ohh
gakpapa pa..yang penting hati-hati kerjanya ,jaga diri disana” suara mama lembut
“Iya
mah” jawab papa ..
Perbincangan
siang tadi seraya mengakhiri makan siang yang terasa hangat. Papa, Mama, dan
Adek beranjak berisitirahat sejenak untuk kembali beraktivitas seperti semula.
Sedangkan aku memilih bersantai di kamar kesayanganku dengan cat hijau dark
yang terlihat segar untuk belajar. Karena akhir-akhir ini sekolah mengadakan
TUC. Jadi, aku harus belajar giat mulai saat ini.
Hari,
demu hari berlalu. TUC hampir mendekati. Aku telah mempersiapkan materi yang
akan diujikan, hanya saja ada beberapa materi yang belum kukuasai dengan baik.
“Hmm..
tapi tak apa ini baru TUC aku harus mengukur seberapa jauh kemampuanku saat
ini, aku harus jujur besok saat mengerjakan”, gumamku dalam hati.
“Kukuruyuuuuuuuuu...........”
Suara
ayam jantan mendengung di telingaku. Ini adalah hari pertama aku TUC. Mapel
yang diujikan Bahasa Indonesia. “Huft..deg”an..” kataku dalam hati. “Tapi aku
gak boleh grogi pas ngerjain aku harus tenang”.
Seusai
mandi dan sarapan, aku bergegas mengambil tasku dan minta do’a restu pada mama,
agar nanti diberi kemudahan dan kelancaran pada Tuhan.
“Mah.,
papa mana?” tanyaku pada mama
“Papa
belum pulang”
“Emm..semenjak
dapat tugas tambahan papa sering pulang telat bahkan kadang gak pulang” gumamku
dalam hati
“Ehh,
ya sudah sana cepet berangkat nanti kamu kan TUC” mama menepuk pundakku
“Oke
maa.. do’ain ya supaya nanti lancar ngerjainya”
“Iya,
do’a mama selalu mengiringimu”
“Ya
udah ma, aku berangkat dulu, Assalamu’alaikum..”
“Walai’kumsallam..”
“Tettt..tettt....”
Bel
telah berdering keras, waktu TUC dimulai. Saat itu aku ruang 1. Aku duduk di
bangku deret kedua nomor dua dari depan barisan ketiga karena absenku no 6.
Pengawas memasuki ruangan. Waktu itu pengawasnya Bu.Cik guru BK yang terkenal
pengertian pada anak. Waktu itu seperti biasanya, aku tidak merasa grogi
ataupun gugup aku terlihat santai. Waktu pun mulai bergulir. Aku mengerjakan
soal TUCku dengan tenang. Aku mendapaat paket no 1. 2 jam berlalu. Senangnya
diriku bisa mengerjakan TUC dengan tanganku tanpa campur tangan yang lain,
seperti siswa-siswi yang lain. Alhamdulillah . Aku bergegas meninggalkan ruang
TUC dan segera pulang. Seperti biasa sepeda merk united pink yang selalu
menemaniku.
“Assalamu’alaikum..
“
“Iya,
wa’alaikumsallam..”
“Wah
gimana TUCnya tadi chel kok kelihatan senang terlihat dari raut mukanya” tebak
mama
“Hehe,
alhamdulillah bisa kok ma, aku ngerjain sendiri lho ma nggak nyontek temen”
“Wah
yang benar??” meyakinkan
“Iya
lah masa’ bo’ong to ma” -_-
“Hehe,
gitu ya putriku, ya udah ayo cepet beres-beres terus makan”
“Iya
maa” kataku
Setelah
membersi perlengkapan sekolah yang tadi melekeat ditubuhku. Aku segera bergegas
ke meja makan. Disana sudah ada mama yang menunggu. Mama tampak murung saat
itu. Tapi aku berusaha tersenyum dan tidak bertanya apapun. Untuk menghiburnya
akupun mencoba menkagetkannya dari belakang.
“Ddoorrrrrr....”
“HAA!!...
mama terkejut” “Rachel apa-apa’an sih kamu”
“Hehe,
just kidding maa” aku tertawa
“Ehh..mama
kok pipinya basah kenapa? Habis nangis kah?”
“Ha?
Nangis? Enggak kok”, ya udah ayo makan. Ehh..mana adikmu?”
“Gak
tau, mungkin main. Mau aku panggilin dia?”
“Ehh..iya
cepet panggil”
Semuanya telah berkumpul di ruang
makan, tapi kurang satu. Papa. Akhir-akhir ini papa emang jarang pulang dan
sering tidak ikut makan bersama kami. Dan akhir-akhir ini mama tampak murung.
Apakah ini alasan mama tampak murung karena papa jarang pulang? Apa ada alasan
lain? Aku tak tahu pasti. Akhirnya aku memberanikan diriku untuk bertanya pada
mama.
“Nah
kalo sudah selesai makan, ayo segera bereskan dan istirahat ya” mama berusaha
menutupi kesedihannya
“ Iya maa” sahut adik
Seusai
membereskan peralatan makan, aku tak berisitirahat. Aku memutuskan untuk
memberanikan tekadku menemui mama untuk menanyakan keadaanmu.
“Maa..”
“Iya, lho kamu gak istirahat?”
“Emm..tidak, aku ingin bertanya
sesuatu pada mama”
“Iya apa itu?” tanya mama
“Mama, akhir-akhir ini kelihatan
murung, memangnya ada apa? “
“Emm..tidak ada apa-apa kok”
“Jangan bo’ong maa, emm apa
gara-gara papa jarang pulang?”
Mama terdiam sejenak..
“Mama jujur saja?” mencoba merayu
mama untuk bercerita
“Begini, papamu punya simpanan
lain”
“APAA??!!!” Seketika rasanya
jantungku ingin lepas
“Iya” suara mama lembut dengan
senyuman palsunya
“Bagaimana bisa?” nadaku marah
“Ada perempuan yang keganjenan di
kantornya papa”
“Tapi itu kan salah perempuannya”
“Tapi papamu terpikat denganya!!”
nada suara mama naik
Aku terdiam sejenak. Aku tak kuasa
melihat mama disakiti papa. Aku tak kuasa mendengar jerit tangis mama. Aku tak
kuasa melihat raut muka mama murung setiap hari. Itu semua membuatku down
seketika. Itu membuat awal kehidupanku dipenuhi kebencian terhadap papa.
“Sudahlah rachel sana masuk kamar”
“Tapi...”
“Masuk kamarr!!..’ bentak mama
padaku
“Baik ma” akupun bergegas masuk
kamar
Seketika aku tidak berniat hidup
lagi. Aku putus asa. Tak ada nyawa yang merasuk didiriku. Semua terlihat palsu.
Jiwaku seakan melayang di bumi. Tanpa tujuan.
Jika diizinkan teriak, aku akan
teriak sekuatku. Jika diizinkan menangis aku akan menangis sepuasku walaupun
itu darah sekalipun. Semuanya telah hancur. Aku ingin meninggalkan tempat ini
tapi rasanya tak mungkin. Kekecawaanku tertutup oleh datangnya malam, semakin malam,
semakin pekat, semakin gelap, semakin terlelap....
“Hah, apa ini?”
“Apa ini ilusi?”
“Sungguh indahnya. Wah ada mama,
papa, dan Mahh....Pah....!!!”
“Jangan lari mah...pahh...!!
Jangan lari!!! Jangan tinggalkan aku!! Mahh....Pahh........!!!
JANGANN!!!!!!!!!!!”
“Bukkk”
“TIDAK!” terbangun dari tidur
lelap.
“Ternyata mimpi, huft..”
Aku terbangun dari mimpi yang
menyeramkan itu. Sebuah benda kecil menunjukkan arah panahnya ke angka 6. Aku
bergegas bersiap-siap pergi ke sekolah.
Tak seperti biasa, tak seorangpun
bangun saat itu. Sarapan pagi yang biasanya sudah terpampang di meja makan,
bahkan sekarang tidak ada. Aku terpaksa tidak sarapan pagi pagi.
“Tetttt...tett......”
Bel sekolah berdering 3 kali.
Tanda gerbang sekolah akan ditutup dan pelajaran akan segera dimulai. Sampai di
kelas aku menduduki bangku yang biasa aku tempati. Beberapa menit aku dan
teman-teman lainnya menunggu guru yang akan mengajar, tapi tak kunjung datang.
Ternyata pelajaran jam pertama itu kosong, pada saat itu teman-temanku sedang
berbincang. Tak sengaja kudengar dan akupun ikut bergabung.
“Ehh, ada lagu keluaran terbaru
lho!” kata raisya temanku
“Emang apa?” jawabku
“Judulnya “familly potrait” by
pink”
“Emm..foto keluarga ya sya?”
“Yupz”
“Emang cerita dari lagu itu apa?”
“Ceritanya gini, ada seorang
keluarga yang broken home karena ayahnya selingkuh gitu lhoh, lha anaknya gak
ngerasa nyaman. Ibu dan ayahnya ingin cerai, itu membuat sang anak sangat sedih
berat gitu setahuku sih gitu Chel”
“Owh begitu” deg! Hatiku langsung
berdebar, apa nasib seorang anak yang digambarkan pada lagu itu sepertiku?
Aku terdiam sebentar, aku hanya
tersenyum setelah raisya bercerita. Aku teringat akan keadaanku sekarang. Huft.
Tetapi aku tetap tegar menghadapinya. Tak guna ku sesali, mungkin ini cobaan
yang diberikan oleh Tuhan kepadaku. Aku harus sabar.
“Tet..tet....”
Bel berdering lagi. Waktunya untuk
pulang ke rumah.
“Juederrrrrrrr....”
Terdengar seperti suara pintu yang
sedang di banting dengan kerasnya. Firasatku, apa itu suara pintu rumahku?.
Bergegas aku lari untuk menuju ke rumah.
TERNYATA ....
Mama bertengkar sama papa. Dari
kejauhan, papa meninggalkan mama yang pada saat itu berdiri di depan pintu.
Segera ku berlari ke arah mama dan segera memluk bekiau yang sedang menumpahkan
air matanya yang berharga itu. Dan segera air mataku tumpah meluap seketika.
Aku berteriak sekuat tenaga sebagai bentuk ketidakterimaanku terhadap ini
semua.
“Mahh....mahh, baik-baik saja
kan?” mencoba menenangkan mama
“Iya aku tak apa rachel” kata mama
sambil mengusap air matanya
“Ayo ma..masuk dulu” mengajak mama
masuk dan mengabilkan segelas air minum buat mama
“Ini ma, diminum dulu air
putihnya”
“ Gimana tadi ma ceritanya kok
bisa terjadi?”
“Mama berusaha mencegah papa yang
ingin pergi meninggalkan rumah ini, tapi papa malah nekad untuk pergi” seketika
air mata mama tumpah kembali
“Sudah maa..sudah,” memeluk mama
sambil menangis
“Sebaiknya mama istirahat ya,
sudah mhampir larut”
“Tapi nak, nanti papamu datang
kembali” kata mama
“Iya biar papa aku yang urus saja
ma, sekarang mama masuk kamar aja dan beristirahat”
Aku segera mengantar mama ke kamar
untuk beristirahat, setelah itu aku menuju ke tempat persembunyianku, dimana
lagi kalau bukan kamarku itu. Akupun mulai menangis dan merasa tidak kuat
dengan semua ini.
“Ya tuhan, apa yang kau berikan
kepdaku ini??”
“Aku tak sanggup rasanya
menghadapi semua ini Tuhan”
“Huhhuhuhu, Ya Tuhann...”
“Tokkkk-tok”
Terdengar seperti sura ketokan
pintu. Aku bergegas keluar, karena kupikir itu pasti papa. Ternyta benar itu
papa. Dengan tangan gemetar aku membukakakn pintu dan melihat wajah papaku yang
sekarang sangat asing di mataku.
“Aku mau pergi dari rumah ini?”
“Kenapa pah? Kenapa papa tega
meninggalkan mama? Apa papa gak kangen sama suasana dulu? Kenapa? Huhuhu” ku
menangis sambil memegang tangan papa yang dingin
Papa, terdiam sejenak. “lepaskan
tanganku radchel” dengan nada datar papa bicara kembali
Kulepaskan tangan papa yang
sebenarnya ingin aku lekatkan terus ke tanganku. Papa segera menuju kamar.
Seketika papa mengagetkan mama yang sedang beristirahat.
“Mau kemana pa?” dengan nada
tersedu menahan air mata
“Pergi” jawab papa
“Pa..aku mohon jangan pergi,
kasihan anak-anak pa, mereka masih butuh kasih sayang kedua orang tuanya”
bangun dari tempat tidur dan memohon kepada mama
“Aku mau pergi ya pergi!!” bentak
papa
Bentakan papa yang keras
terdengar sampai ruang tamu dimana aku sedang berada. Aku segera menuju ke kamar papa dan mama. Dari balik
pintu aku dengar papa dan mama bertengkar. Aku bulatkan tekdaku yang munyil itu
untuk memecah suasana tegang disana. Aku masuk dan menghentikannya.
“STOPP!! PAPA, MAMA STOPP!!!”
teriak keras lantang dariku
“Rachel kamu gak usah ikut-ikut!”
bentak paa
“Gak pa! Gak akan sebelum aku
mempersatukan keluarga ini kembali” memecah suasana dengar air mataku yang
tumpah
Aku memohon kepada papa, bersujud
agar papa tidak pergi dari rumah dan mau suasana keluarga kembali ke semula.
“Pahh...aku mohon. Jangan pergi
dari rumah. Aku gak sanggup nerima ini semua.
Jangan limpahkan masalah ini padaku
pa, sebentar lagi aku ada UN di sekolah, aku butuh
support aku butuh dukungan, aku mohon jangan pergi pa.. jangan pergi. Aku mohon
kembali sepertu dulu, aku janji aku akan turuti semua perkataanmu. Aku mohom.
Kabulkanlah permintaan terakhirku” tak kuat menahan nangis
Papa dan maa terdiam. Mungkin
mereka berpikir akan nasib aku dan adikku. Aku tau mereka masih sayang padaku
dan adik. Aku tau papa tak ingin pergi dari rumah. Tapi karena ada pengaruh
makhluk yang tak dikenal di luar sana. Tiba-tiba papa menyambung..
“Aku tetap akan pergi” dengan
suara mnegalun rendah
Papa meninggalkan aku dan mama
menuju ke luar rumah. Aku berusaha mengejar tapi mama meanriku untuk jangan
mengejarnya. Aku berusaha lari untuk mengejakarnya walaupun langkahku tak menentu.
“PAA..jangan pergi.. paa!!”
teriakku di depan pintu dengan tumpahan air mata
“PAAAAAAA!!!”
Di belakang mama membisik.
“Sudah rachel..sudah, biarkan
saja dia pergi itu keputusan dia. Kita akan terima. Keep strong rachel” dengan suara tersedu-sedu
“Tapi maa....” aku memelukmu mama
erat
“Sudah sayang, kita biarkan ini
adalah cobaan dari Tuhan, sudah ayo masuk”
Dengan bujukan mama bak malaikat
itu, aku mau masuk ke rumah. Memang sangat perih rasanya ditinggal seorang papa
dengan alasan yang juga mneyakitkan. Aku tidak bisa membayangkan betapa
sakitnya perasaan mama. Mama memang hebat, ialah pahlawanku.
Sejak saat itu aku tegar,
ketegaranku berasal dari sabar dan kuatnya mama menghadapi cobaan seberat ini.
Hari demi hari berlalu. Memang sih
boleh dibilang sepi di rumah karena tak ada papa. Tapi tak apalah, buat apa ada
papa kalo ia yang selalu nyakitin hati mama di rumah. Mending gak usah lah.
Ketika aku sedang berjalan-jalan
menuju rumah, aku melihat seorang pria di dekat rumah. Seperti ada yang janggal
dalam hatiku. Aku berjala pelan untuk memastikan lelaki itu berbahaya atau
tidak. Tapi jika dilihat dari bentuk fisik, itu seperti ciri-ciri papa. Aku
memberanikan diri untuk mendekat dan bertanya.
“Permisi, pak..pak”
Kagetnya lelaki itu memakai
topeng. Dan beliau berkata.
“Apakah pemilik rumah ini ada?
Saya ingin bertemu”
Kebetulan saya anak dari pemilik rumah ini, kalau begitu ayo pak masuk saja. Mama saya ada di rumah”
Kebetulan saya anak dari pemilik rumah ini, kalau begitu ayo pak masuk saja. Mama saya ada di rumah”
Lelaki itu mengikutikudari
belakang, aku membukakan pintu pelan dan memanggil mama. Sebelumnya aku
mempersilakan lelaki tadi duduk.
“Maa....”
“Iya sayang ada apa?” jawab mama
“Ada yang nyari tuh”
“Siapa?”
“Gak tau, gak kenal orangnya mah”
Mama dan aku bergegas ke ruang
tamu. Mama heran bahkan tidak mengenali lelaki bertopeng itu. Ketika aku dan
mama duduk. Mama mulai perbincangan.
“Maaf pak, ada apa ya?”
Lelaki itu terdiam dan perlahan
membuka topengnya.
“Ini aku”
Tak disangaka dan sangat tak
disangka, ternyata lelaki itu adalah papa. Seketika aku berdiri dan bertanya
padanya.
“Ngapain papa disini?” tegasku
“Rachel tolong maafin papa, papa
tau papa salah. Papa ingin menebus kesalahan papa di hari sebelumnya” papa
menangis
Melihat papa menagis sungguh
hatiku tak tega. Mama berusaha menenangkanku. Mama tau kalau aku tidak terima
jika papa kembali lagi ke rumah ini. Mamaoun menyela.
“Iya pa, kita maafin papa kok”
lembut kata mama
“APA? Maafin? Enak saja? setelah
berhari-hari papa nyakitin hat kita? Ha?”
“Hush rachel..”
Papa mendekat padaku, “Aku mohon
chel, papa menyesal papa dengan perempuan itu. Ternyata dia seperti ular yang
bisanya menarik orang sana-sini. Aku mohon nak. ayo kita bentuk lagi suasana
yan baru yang hangat layaknya dulu kita pernah melakukannya” papa menagis di
depanku
Memang tak sanggup aku. Aku
mengarahkan pandanganku ke mama. Mama tersenyum dan menagguk. Sungguh aku tak
bisa menebak hati mama terbuat dari apa sungguh sabarnya beliau. Akupun duduk
kembali sejajar dengan papa dan mencoba untuk memaafkannya.
“Ya udah pa.. iya. Rachel mau
kembali layaknya dulu. Rachel memang menginginkannya sejak dulu. Rachel maafin
papa. Tapi papa juga harus minta maaf pada mama”
“Benarkah nak? Makasih sayangku.
Makasih. Papa janji papa gak akan mengulangi keasalahan papa seperti hari
kemarin” papa memeluk aku dan tangisnya memecah
Kulihat senyum mama bahagia
walaupun disertai dengan tangisannya. Papapun memeluk mama dan meminta maaf.
Karena kutahu Tuhan telah menakdirkan mereka beruda untuk menjadi kesatuan yang
utuh, walaupun ada sesuatu memisahkan. Jika jodoh ya mana bisa?
“Assalakamu’alaikumm,,...”
Suara adek memecah suasana, dia
baru balik dari rumah nenek sejak kemarin-kemarin”
“Ada apa ini kok rame?” tanya adek
bingung.
Nama : Dyah
Rahayu Ningtyas
Nickname : Dyah/
Dymblo
Alamat : Desa
Sarirejo rt 11 rw 01
TTL : Sentani, 24
Agustus 1999 B-)
Zodiak : Virgo J
Hobby : Maen
bulutangkis, nantang soal -_-
Warna favorit :
Ungu muda adn pink, unyu:*
Cita-cita : Emm..
i want to be a police woman kyk.e
Lanjut ke jenjang
: SMA, pengen SMAN 1 Pati J
Pacar : mau tahu?
:D
Motto : motivasi
itu sangat berperan penting dalam kesuksesanmu. Lihat saja nanti!
Tempat Favorit :
Eiffel tower and a flower park
Makanan Favorit :
yang kyk roti-roti gitu, haha –“
Guru favorit :
semua guru yg mengajar di 9A
Langganan:
Postingan (Atom)